Fyi : Gue pernah menjuarai puisi Tingkat Kota, jadi daripada gue pensiun bikin puisi mending belajar disini.
Judul : Malamku Sepi
Malamku sepi, semua kelam
Bintang, bulan pun tak menemani
Menjauh seakan melihat pagi
Bak manusia kesepian di alam fana.
Sepi melukaiku, dengan ramah
Tertawa, seakan menang dalam perang
Hawanya masuk dalam tubuh
Tapi, kunikmati hingga lelap ini datang
Waktu pun lelah mengejarku
Ku menunggumu
Saat dirimu berlarian dalam alam pikiranku
Meracuni setiap akalku
Mata ini terjaga dalam keheningan
Mendengarkan setiap detik oleh denting jam
Tik.. Tuk.. Tik.. Tuk
Bunyinya jelas dalam telingaku
Hingga mimpi ini datang
Membawakanmu menghibur kesepian
Begitu cepat terasa
Alasan terbesar membunuh diri ini secara perlahan
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Aku ada di dunia ini..
Ku ingin dunia
tahu bahwa aku ada
Ku siap
melewati baja, besi untuk pembuktian
Sumpahku ini
kujalani walau berat dilakukan seorang yang terbuang
Tak sadar, ku
berkhayal di jalanan dibangunkan oleh tatapan perempuan
Berjalan
memutari pedesaan, bersama kuda
Wajahnya
sungguh membangkitkan semangat yang kala itu reda diterpa cobaan
Senyumnya
indah, seindah senja waktu itu
Ku terdiam,
membisu tapi mataku tertuju
Apakah ini
takdirku ?
Diakah
penyemangatku ?
Bertanya seolah
ada yang akan menjawabku
Kali ini,
kutemui dirinya di malam hari
Waktu berhenti,
tapi begitu indah tuk dirasakan
Suasana di
masjid yang gelap saat diterpa hujan kini terang saat ku menatapnya
Seakan tuhan
menginginkan aku untuk berkenalan dengannya
Kala itu hujan
badai menerpa
Kuberikan
payungku untuknya melewati badai
Kali kedua kami
bertemu di tempat semula
Mengembalikan
payungku yang sempat dipinjam
Tak lupa
meminjamkan senyumnya untuk ku rasakan indahnya karunia tuhan
Tapi, seakan
waktu ingin berlari seperti singa menerkam mangsa
Kali ini
kuyakin, dia untukku, ini jalanku, ini takdirku
Walau
perkenalan kita hanya melewati surat
Karena malu ini
seakan tak mau lari jika berdekatan
Bagai pelayan
dan ratu yang berduaan
Dibalasnya
surat yang kuberikan padanya
Sungguh indah
tutur katanya
Sungguh
akhlaknya mulia
Hatiku dibasuh
dengan kata indahnya
Menghapus
ambisi menaklukan dunia sendiri
Waktu berlalu,
hati kami menjadi sedekat nadi
Walau raga kami
sejauh matahari
Tak
menggoyahkan rasa cintaku padanya
Tapi, adat
memaksa ku pindah
Menjauh darinya,
karena aku manusia yang dikatakan tak beradat
Sungguh hati
ini ingin mati saja
Sudah lelah
menampung semua derita
Dia dijodohkan,
walau kami sudah berjanji untuk saling menunggu
Berjanji untuk
saling mendoakan dalam kerinduan
Tapi
keterpaksaan ingin tak bisa dihindari
Dia melanggar
janji yang pernah dibuatnya
Bersedia
dipersunting oleh lelaki lain yang bukan di idamnya
Aku seperti
lelaki yang terbuang
Untuk kedua
kalinya kurasakan derita ini
Tapi sakitnya
lebih pedih dari terbakar bara api
Tak ada yang
peduli, meski mereka melihat jiwa ini
Ambisiku mulai
dipenuhi oleh kemarahan
Dipenuhi hawa
kebencian balas dendam
Kulanjutkan
tulisan demi tulisan yang kutulis dulu
Kujadikan buku,
dan terjual dimana – mana
Aku yang dulu
bukan siapa – siapa kini di kenal sebagai orang sukses
Uang bagiku
hanya seperti debu
Semua terasa
mudah
Dunia mengakui
diriku ada
Cobaan telah
kulewati, dan badai reda diwaktu yang tepat
Tapi, ada
kekosongan dalam hati
Perempuan itu
menghantui setiap jantungku
Pikiranku
dipenuhi oleh tawa indahnya
Aku manusia
tanpa jantung yang hidup di bumi
Mungkin bila
aku disurga, bahagia ini tidak akan sempurna
Tak terduga,
tuhan memberiku kesempatan lagi
Dia memohon
kepadaku, untuk hidup dengannnya
Dia melarat,
suaminya meninggal mengenaskan
Tapi, hati ini
seperti batu yang ingin dipecahkan dengan air
Penolakan yang
kulakukan sungguh penyesalan terbesar dalam hidup
Kesempatan
tuhan yang ku sia – siakan demi keegoisanku
Ku menyesal….
Tak lama
setelah penolakan ku berikan
Dia kecelakaan,
sungguh kejadian yang tak akan ku inginkan
Terbaring
lemah, tanpa tenaga
Ku menangis,
ini memang penyesalan
Di akhir
hidupnya dia menatap mataku sangat dalam
Dan mengatakan
“Aku sayang kamu”
Perih, dingin,
dan hampa yang kurasa
Seakan tuhan
marah padaku karena kesempatan yang ku lewatkan
Seperti manusia
dan jantung
Tak lama aku
meninggalkan bumi ini dengan tenang
Menyusul dia di
keabadian
Memohon ampun,
dan bersama selamanya disana
Sumber inspirasi : Film Kapal Van Der wijck
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tema : GENERASI BANGSA
Judul : BANGKITLAH PERTIWI
Bangsaku Indonesia
Negara yang lahir dengan semangat kemerdekaan
Bangsa dengan sebongkah kenangan dan harapan
Yang hancur oleh generasi tak bermoral
Hari demi hari berganti
Pertiwi perlahan tenggelam dalam kegelapan abadi
Hari demi hari berganti
Semangat kemerdekaan kini bak ditelan bumi
Sandal jepit kini meminta keadilan
Pakaian robek kini meminta kesejahteraan
Menangis, meronta, berteriak ingin di dengarkan
Berbagai cara dilakukan tapi semua sia - sia
Berkata merdeka dengan banggsa
Tanpa sadar kita dijajah bangsa sendiri
Berkata Indonesia bangsaku
Tetapi dirusak dan ditelantarkan
Tetes demi tetesan mata bergelimang
Melihat keadaan semakin parah
Sungguh kejam, sungguh sangat menyedihkan
Inikah Indonesia?
Inikah bangsa Indonesia ?
Inikah tujuan pancasila ?
Inikah bangsa yang pernah menjadi macam Asia ?
Wahai anak bangsa
Kita adalah generasi emas
Bangkitlah calon Pertiwi
Jangan berpangku tangan melihat semua ini
Generasi emas, generasi bangsa
Kita malaikat pelindung nusantara
Dengan tudung persatuan
Mari kita lindungi bangsa Indonesia
Sebagai anak bangsa
Kita harus bangkit
Tunjukan prestasi kita
Untuk jadi pemimpin yang baik di masa depan
Anak bangsa bersatu
Menghimpun kekuatan
Membela Indonesia
2 Mei 2016
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tema : SETIA KAWAN
Judul : TAK TERHINGGA
Dulu, kita tak saling mengenal
Bagai orang asing yang dipertemukan
Tapi, disinilah kita berawal
Tak terduga cerita kita menunggu di depan
Masa itu kau tersenyum kepadaku
Parasmu elok amat sempurna
Tapi, kulihat tulus senyummu
Seperti indah alam saat senja
Uluran tangan kuberikan
Tanda suatu pengenalan
Sejarah kita dalam kehidupan
Tuk saling jaga dalam ketulusan
Setiap petang kita bermain
Berlarian kesana kemarin
Tanpa kenal lelah dan letih
Hingga maghrib tanda akhir keseruan ini
Tanpa kenal lelah beriku canda tawa
Tanpa kenal lelah buat hariku berwarna
Seperti bermimpi dalam surga
Dalam singgasana kuasa
Walau pula, ribuan masalah kita lewati bersama
Tulus, tanpa berkata tuk saling menjaga
Hanya berbekal kepercayaan
Untuk lewati semua cobaan
Masa kecil kita bahagia
Tanpa mengenal cinta
Tanpa elektronik yang meraja
Bagai mimpi yang jadi nyata
Tak terasa bertahun terlewati
Kedewasan mulai datang
Membunuh masa kanak yang ingin pergi
Tak terasa bertahun terlewati
Kita harus pisah walau pahit
Oleh pekerjaan untuk masa depan
Tak terasa bertahun terlewati
Meninggalkan kenangan terangkai
Oleh sebuah benang puith
Dari persahabatan abadi
Kisa itu akan kujaga
Sebagai kenangan tak terlupa
Kan jadi cerita di kala tua
Disaat waktu memakan usia yang tak lagi lama
Untuk anak cucu kita
Agar mereka tau masa itu adalah kebahagiaan tak terhingga
10 April 2016
comment 0 Komentar
more_vert