Lebih Baik Bertemu Tapi Saling Cuek atau Ketemu Sekali Tapi Quality Time ?

Mungkin postingan ini adalah curhatan yang sebaiknya nggak gue share tapi apalah daya, gue nggak tau mengapa tangan ini menulis tulisan ini, juga tulisan ini mungkin sedikit berat untuk dipahami.



Kampret lu, Dik. baru awal tulisan di bulan ini udah gini.

Sip.


Pada waktu itu gue berpikir ..
“Lebih baik bertemu tapi saling cuek” atau “ketemu sekali tapi itu quality time” ? Yep, mungkin agak sulit untuk menentukan, semua punya jawaban masing – masing dan gue juga punya jawaban sendiri.

Dari melihat sisi orang pacaran yang LDR kayaknya quality time itu sangat jelas ada, apalagi yang bertemu sebulan atau setahun sekali. Karena memang pertemuan itu sangat penting, perhatian yang di chat ditunjukan di dunia nyata.

Melihat dari sisi orang pacaran yang sedaerah, quality time itu sangat susah didapat, ini karena hampir setiap hari dalam seminggu ketemuan yang membuat pertemuan itu tidak ada arti lagi. Kangen ? Ya, tinggal menuju kerumah atau ajak jalan.

Semua ada kurang ada kelebihan masing – masing, tapi yang pengen gue bahas itu gimana kalau ketemunya itu sering jadinya malah jadi cuek kepada sesama ?
Dimulai dari pendekatan ke cewek dulu.

Awal pacaran itu diawali dengan PDKT. Yep, sesuatu yang nggak bisa dipisahkan dari orang pacaran, ini adalah awal individunya belum menunjukan sikap yang sesungguhnya kepada pasangannya, yang diperlihatkan hanyalah sikap atau sifat yang baik. Rayu – rayuan itu bertebaran dimana – mana.

Nggak usah terlalu lama – lama kita langsung kepacaran aja.

Ini adalah masa sifat dan kelakuan asli keluar, ini fase untuk seseorang beradaptasi satu sama lain, penentuan untuk bisa bersama atau nggak. Dengan sifat asli keluar yang tidak seperti awal dekat dulu menjadikan banyak orang merasa “lain” dengan yang sedang didekatinya.

Nah, lagi dan lagi “Gimana kalau udah pacaran tapi saling cuek ?”
Di masa kita harus adaptasi dengan pasangan, kita lebih disusahkan dengan sifat cuek yang menurut gue itu kampret.

Udah kayak lu udah lapar mau makan, tapi nasinya udah basi, masak lagi eh nggak taunya mati lampu.
Menurut gue yang juga sedang masanya untuk ini, pacaran itu harusnya nggak saling cuek, minimal pengertian. Fak ini kayak rasa gitu gue nulisnya.

Oke, daripada kalian nggak ngerti dari tadi mending gue ngasih contoh aja, tulisan pendek.

Dia Cuek

Akhirnya kita bisa benar – benar berbicara, suatu hal yang sangat kurindukan dalam hubungan. Bertatap muka tapi tak saling sapa mungkin menjadi tradisi kita. Bercerita romantis yang ada di chat nggak seperti di dunia nyata. Ekspektasi ini beda dengan realita.

Apapun yang kubicarakan saat itu juga adalah satu tanda ku inginkan ini lebih, tak berakhir hanya sekali ini saja. Mungkin satu keegoisan tapi ini tidak mungkin, ini adalah satu tanda bahwa ini bukanlah status. Kembali lagi, cuek adalah tradisimu dan aku berusaha bersabar.

Entah saat itu waktu terlalu cepat untuk berlalu, tak seperti saat saling cuek itu waktu menjadi beku. Dengan tanganmu kugenggam sampai hanya melihatmu kembali untuk cuek lagi dan lagi.

Mungkin saja ini hanya kita hanya status yang tak lebih dari itu, satu hal yang sangat menjijikan jika itu ada. Adaptasi ini didukung oleh cuekmu yang membuatku merasa tak dianggap lagi.

Apa yang kudapat ?

Marah.

Sedih.

Sabar.

Ini bukanlah satu tujuan kita. Aku menempati hati yang masih hancur oleh yang dulu.
Kita saling cuek meskipun aku di depanmu.
.
.






Yep, itu tulisan yang semoga bisa kalian pahami gue nulis apaan dari tadi. 

Seseorang yang menetap di angkasa, tetapi memaksa turun kebumi dengan sebuah roket yang luar biasa. Salam, Andika Machmud.

avatar

Gue ko gagal paham ya bang 😂
Mungkin saha mata inu masih lelah akibat tugas yang melanda 😁

Delete 12 Oktober 2016 pukul 04.01