Ini jam sebelas malam kalau tidak salah dan aku menulis ini ditengah kesibukanku yang lagi belajar untuk mid semester. Aku tidak tau kalau postingan ini akan diterbitkan sekarang atau selesai ujian, yang jelas tulisan ini akan ku terbitkan secepatnya.
Aku menulis ini disaat rindu yang lagi datang dengan ganas, ditambah lagu-lagu dari band 4:20 membuatku tidak bisa untuk tidak menulis perasaan ini, ini sungguh indah, membuatku sangat bisa untuk menerima rindu ini meski sangat pahit dirasa.
Mungkin rasaku ini ditambah oleh alunan musik itu yang membuatku lebih mendalami apa yang kurasakan. Tapi, jujur ini adalah rasa terbaik setahun belakangan yang kurasakan, ini adalah rasa yang sudah jarang kurasakan, merasa bahagia meski ada sesuatu yang dirasa tidak bisa diucapkan.
Jujur saja waktuku menulis ini tidak banyak, sekitar 5 menit, jadi kemungkinan tidak akan ku posting sekarang juga. Karena kurasa postingan ini harus ku endapkan dalam draft selama beberapa hari untuk mengeditnya semanis mungkin.
Lanjut, aku mau menceritakan rasaku lebih dalam, rasa yang menurutku sangat disia-siakan jika dibiarkan, kata-kata yang sedari tadi siang memberontak ingin ditulis oleh jariku.
Makin kesini rasa ini sudah tidak tahu diri lagi, aku merasa seperti dipaksa untuk mengatakan apa yang tidak seharusnya kukatakan, aku tidak tahu lagi. Tapi, jujur saja rasa yang kurasakan sekarang ini membuatku bahagia.
Aku pernah mendengar "Seperti dendam, rindu harus dibayar tuntas" dan aku percaya apa yang akan kulakukan esok harinya, mungkin bukan esok, tapi seminggu kemudian, aku harus menahan diri.
Menahan diri untuk melepaskan perkataan rindu yang telah lama aku simpan.
Aku tidak pernah seperti ini sebelumnya, tulisan ini adalah tulisan yang bebas, maksudku adalah tulisan yang kutulis begitu saja, tanpa memikirkan dimana tulisan ini akan berhenti, jujur saja jika kalian lelah membaca, maka akan ku tulis lebih banyak lagi agar kalian tidak mengetahui apa yang kurasa.
Tulisan selanjutnya dibawa pada 13 Maret 2017.
Damn. Ini semakin dalam saja, kamu membuatku seperti seorang yang sedang tersiksa, sedangkan kamu duduk diam disana tanpa memandangku sebagai orang yang menyayangimu. Ohiya, mungkin aku telah selesai dengan semua perhatianku, aku sekarang mengharapkan imbalanmu, mungkin kamu tidak akan memberikan tapi aku berharap semua ada timbal baliknya, bahwa sebenarnya perhatianku itu sudah lama tidak kuberikan lagi kepada seseorang, perasaan yang sesungguhnya, jika kuhitung sudah dua tahun lalu semenjak itu, rasa ini kusimpan dalam-dalam, dan kamu mendobrak pintu itu dan mendapatkan semua yang di dalamnya.
Kamu nekat, ya? iya, sangat nekat berani masuk dan tak membiarkanku untuk menahanmu tetap disitu, meninggalkan bekas yang susah untuk diperbaiki lagi, sekarang aku memikirkanmu.
Tapi, makin kesini aku makin tersiksa, dengan melupakanmu mungkin jalan terbaik.
Ini hal yang gampang bagimu, ya? Bagi seseorang yang tak teranggap, ini adalah seseuatu yang sudah tidak bisa di hindari lagi, melupakan adalah salah satu cara untuk menghilangkan semua beban yang ada.
Huh, kurasa aku sudah terlalu banyak menulis apa yang kurasa, dan kayaknya kamu pusing untuk membacanya. Tapi, biar kuperjelas :
Untukmu disana.
Aku berharap kamu, hanya kamu.
Tulisan Lepas 1
comment 2 Komentar
more_vertkok bacanya jadi sakit hati yah�� jadi gemes pingin nonjok orangnya langsung����
Delete 20 Maret 2017 pukul 22.03Wah wah semoga orang yang dimaksud dalam tulisan ini baca ya. Biar dia tau, ada yang rindu. uwuwuw~
Delete 25 Maret 2017 pukul 13.05