Perhatian, tulisan ini penuh dengan kata sarkas. Bagi yang membaca mohon pengertiannya. Thankyou!
Zaman sekarang ini, menulis sudah bukan lagi media untuk bisa dilihat banyak orang. Gue nggak tahu kenapa Indonesia mempunyai minat baca yang rendah juga. Padahal diliat-liat banyak banget buku-buku yang bagus buat dibaca, dan juga ada buku-buku yang sudah diterjemahin kedalam Bahasa Indonesia.
Berdasarkan studi Most Littered Nation In the World 2016, minat baca di Indonesia menduduki peringkat 60 dari 61 negara. sumber Tribunnews
Gue bicara soal pendidikan di Indonesia. Titik beratkan disitu. Bicara soal hobi seseorang yang berbeda, ya iyaa gue ngerti. Tapi, bukan berarti minat membaca itu lo tinggal.
Okelah, sekarang zaman sudah berganti dari tulisan ke visual. But, i mean adalah kenapa jadinya seperti ini?
Mungkin bisa baik, kalo sarana pendidikannya sudah mendukung hampir 80% buat visual. Tapi, faktanya adalah banyak sekolah yang masih memakai buku pelajaran, juga materinya banyak di buku pelajaran dan tugas-tugasnya kebanyakan ada di buku materi yang malas kalian baca itu.
Okelah, mungkin ada juga yang nyari tugasnya di internet, tapi lagi-lagi itu harus dibaca seperti buat makalah dan lain sebagainya.
Wait what? Tugas makalah lagi dibaca-baca? Paling juga copy-paste.
Mari gue ambil contoh negara lain, Finlandia adalah negara yang minat bacanya hampir 100%. Gila. So, ini harusnya cerminan Indonesia buat meningkatkan minat baca. Buat yang belum tau tingkat pendidikan Finlandia, mending nggak usah terusin baca tulisan ini. Percuma.
Apa yang membuat Indonesia masih tertinggal dari negara lain lagi?
Negara lain sudah mulai berkarya, dan Indonesia masih sibuk bantuin negara lain buat berkarya. Jujur saja, saat ini mungkin sudah berapa anak Indonesia yang pindah ke negara lain buat berkembang lebih baik, buat cari kerja yang lebih dari negaranya sendiri. Karena memang ini parah banget.
Contoh paling kecil adalah game COC. Yaelah siapa yang nggak tau game ini dulu? Pembuatnya adalah Finlandia itu sendiri.
Kepikiran nggak? Kita main dan beli item-item game itu sebenarnya menguntungkan bukan buat negara kita sendiri, dan malah secara nggak sengaja ngebantuin negara itu buat berkarya.
Mungkin sarana prasarana juga masih belum baik di negara ini, dan yang lain malah sibuk buat ini-itu yang nggak guna. Arti kata nggak guna itu jangan sembarangan artikan, jelasnya itu mengarah pada "negatif kelakuan rakyat ini"
Ohiya, buat sekarang, kerja itu kayaknya sudah nggak dipedulikan pendidikan yang tinggi, tapi skill kita buat kerja yang diminta. Kalo sekolah tinggi-tinggi tapi cuma gaya-gayaan percuma juga.
Oh! Wait, gue mau nge-game dulu. Buat apa nulis lagi?
comment 5 Komentar
more_vertEmang masih belum berubah, ya? Minat baca Indonesia masih di urutan segitu? Hm. Setidaknya, saya sudah membantu menaikkan minat baca negara ini dengan hobi membaca. Wohoho.
Delete 8 Januari 2018 pukul 10.32Iya, nggak usah nulis lagi. Leyeh-leyeh lebih enak. Jarang yang mau baca juga, kan~
Sayangnya, saya masa bodoh dan masih terus menulis. Setiap tulisan akan selalu ada pembacanya sendiri. :)
jadi menanti-nanti mana bahasa sarkasnya :)
Delete 9 Januari 2018 pukul 10.10Etapi, pas harbolnas Gram*dia luar biasa lho para antusiasmenya. Apa karena buku dianggap mahal ya?
Iya, rendah banget untuk dibandingkan dengan negara-negara lain. Semoga tahun-tahun kedepan bisa naik. Aamiin. Semoga.
Delete 9 Januari 2018 pukul 16.22Hahaha, kita para blogger bersatu, menaikkan minat baca Indonesia. Semangat!
Di kota saya juga gitu, nanti Harbolnas barulah toko buku selalu ramai dikunjungi. Ga tau kenapa juga pasti banyak buku-buku saat itu habis juga.
Delete 9 Januari 2018 pukul 16.25Kalo bicara soal mahal sih, ga mahal-mahal amat sebenarnya, tapi ga tau yang lain, mungkin mereka anggap kemahalan. Kuota aja isi 50ribu udah bisa dapat berapa giga, download deh e-book buku terbaru. Ilegal iya.
Minat bacanya, hem.. Padahal dgn membaca pengetahuan akan semakin luaas
Delete 3 Februari 2018 pukul 22.36