Anjer.
Gue merasa kurang konsisten karena gue bolos satu postingan pada hari sabtu kemarin, hal itu beralasan karena gue dari kamis sampai sabtu kemarin masih ada kegiatan di Manado. Salahnya gue nggak bikin postingan terjadwal di blog sebelum berangkat. Tapi, yaudahlah ya....
Gue juga ngasih tau disini biar keliatan bertanggung jawab aja. Terus, kalau nggak nulis atau update seminggu juga kayaknya udah parah banget. Duh, anjer pikiran nge-blank lagi saat baru dua paragraf, padahal gue maunya tulisan ini 500 kata.
Ohiya, untuk kegiatan yang gue ikuti bakal gue tulis disini kalo foto-foto gue udah disalin ke hape.
Daripada nggak ada yang penting-penting amat di tulisan kali ini, gue memutuskan untuk menulis apa yang ada di kepala gue saat ini. Jadi, maafkanlah kalau pembahasan kali ini sedikit membingungkan, soalnya inti dari postingan ini ada di paragraf awal.
Anjer.
Udah tiga kali gue ngomong kata itu bangkai.
Gue nge-blank parah, barusan pulang dari Manado, jam empat subuh udah ke bandara aja, sampai di bandara lapar dan pengen tidur, soalnya pas malamnya sebelum ke bandara, gue begadang main sama yang lain yang satu kegiatan. Biasa, perpisahan itu perlu dirayakan.
Ohya!
Oh, anjer... eh bangkai.
Gue barusan dapat ide, "kedamaian dalam perpisahan itu perlu dirayakan?".
Oke mulai menulis.
Dalam setiap kehidupan gue banyak sekali yang datang dan pergi, kadang gue benci sendiri ketika kata itu muncul kembali. Merasa kalo dari sekian kata yang ada kenapa gue harus memilih kata yang memilukan. Merasa kalau perpisahan itu adalah sebagai karma tentang awal datangnya orang yang baru. Ngomong-ngomong, gue percaya karma, karena hidup adalah soal pembelajaran terhadap apa yang kita tanam.
Gue tau kenapa beberapa orang merayakan perpisahan itu dengan air mata, karena itu adalah simbol sejati emosi manusia terhadap apa yang akan pergi dari hidupnya. Hanya saja banyak orang yang tidak mengerti tentang "kedamaian perpisahan".
Air mata adalah simbol kedamaian perpisahan untuk beberapa orang, maksud sederhananya adalah kita akan merasa kurang aja dengan melepas seseorang yang kita cintai kalau bukan dengan air mata. Meskipun beberapa orang tidak mengeluarkan air mata.
Masih bingung?
Gini. Contoh lain,
- Kedamaian dalam kesedihan adalah sedih.
- Kedamaian dalam kemarahan adalah marah.
- Kedamaian dalam bahagia adalah bahagia.
Maksud kedamaian disini adalah emosi yang saat berbagai perasaan itu tiba. Bukan kedamaian dalam arti yang biasa.
Kok jadi berat banget pembahasan kali ini, ya?
Terus perpisahan perlu dirayakan nggak?
Tergantung ke pribadi setiap orang lain sih, tetapi menurut gue perlu. Cuma mungkin porsi "kedamaiannya" yang beda.
comment 0 Komentar
more_vert