Perasaan kemarin baru selesai bikin postingan Dilan, Februari, dan Fiersa Besari. Eh, nggak taunya sekarang sudah akhir bulan saja. Bulan depan itu kalau nggak salah bulan yang ulangannya banyak banget, jadinya gue lebih banyak menghabiskan waktu dengan belajar. Uh, bisa dibilang #PerubahanDika2018. Maka, dipastikan bulan depan gue akan membuat tulisan tentang Maret yang semoga lebih cepat dan sangat cepat banget berlalu lagi. Kayaknya gue terlalu boros kata, deh. Iya emang, soalnya emang mau secepatnya selesai.
Kalo ada #PerubahanDika2018, maka mari mengingat kembali apa yang telah gue lakukan pada dua bulan terakhir ini.
Bulan Januari kemarin adalah bulan gue membuka catatan baru di awal tahun, bulan yang menandakan gue kembali rajin menulis di blog yang sepi ini. Januari kemarin adalah penanda kalo gue telah selesai dari petualangan selama enam bulan terakhir dengan menikmati masa SMA pada tahun pertama.
Sama seperti Januari pada tahun 2017 lalu, pada bulan yang sama tahun 2018 juga, tulisan gue lagi banyak-banyaknya, karena sejujurnya tulisan yang ada di bulan ini adalah ide dari beberapa bulan lalu yang gue belum tulis dan selesaikan. Makanya, pas ada waktu libur, gue selesaikan semua. Ketahuan kan, produktifnya gue kalo lagi libur? #PerubahanDika2018.
Kalo pada bulan Februari ini, nggak banyak yang istimewa. Banyak waktu gue habis karena belajar edit foto. Ohya, selain belajar edit di laptop, gue juga sudah belajar untuk edit di smartphone juga. Jadinya, gue ada kemajuan gitu setiap bulan. Enggak cuma itu, saat bulan Februari kalo lagi nyari inspirasi gue mencari dan mendengar lagu-lagu indie.
Sebenarnya setelah mencari banyak lagu indie, gue cukup kecewa karena hanya sedikit yang tau dengan lagu indie. Sebenarnya cukup miris melihat lagu-lagu indie yang kualitasnya di atas tapi kurang terkenal. I mean, ayolah... Dialog Senja yang sebagus itu subscribernya hanya 2K? Ada juga dari Dialog Dini Hari, ada FLOAT, Stars and Rabbit.
Buka dikit gundul-mu.
Terus ada lagi yang nambahin:
Okeoke, kayaknya bahas Bigo Live-nya sampai disini saja, soalnya kalau keterusan malah pembaca mikir, "Ini blog dewasa, ya?"
Dewasa gundul-mu.
Itulah keresahan dan cerita yang pengen gue tulis disini selama dua bulan terakhir ini.
Cerita selama dua bulan terakhir ini sedikit abstrak dan absurd. Tapi, yah... setidaknya dalam dua bulan ini, gue membuat beberapa perubahan dalam diri tanpa terbebani dengan tambahan resolusi yang baru. Resolusi yang tahun lalu aja ada yang belum selesai, masa gue nambah tugas lagi?
Mungkin, resolusi tahun ini sederhana, yaitu jalani apa yang belum gue selesaikan di tahun lalu, dan teruslah hidup untuk tetap berpetualang.
Tetap ada #PerubahanDika2018, kan?
Yuk, dengarkan!
Sama seperti Januari pada tahun 2017 lalu, pada bulan yang sama tahun 2018 juga, tulisan gue lagi banyak-banyaknya, karena sejujurnya tulisan yang ada di bulan ini adalah ide dari beberapa bulan lalu yang gue belum tulis dan selesaikan. Makanya, pas ada waktu libur, gue selesaikan semua. Ketahuan kan, produktifnya gue kalo lagi libur? #PerubahanDika2018.
Kalo pada bulan Februari ini, nggak banyak yang istimewa. Banyak waktu gue habis karena belajar edit foto. Ohya, selain belajar edit di laptop, gue juga sudah belajar untuk edit di smartphone juga. Jadinya, gue ada kemajuan gitu setiap bulan. Enggak cuma itu, saat bulan Februari kalo lagi nyari inspirasi gue mencari dan mendengar lagu-lagu indie.
Sebenarnya setelah mencari banyak lagu indie, gue cukup kecewa karena hanya sedikit yang tau dengan lagu indie. Sebenarnya cukup miris melihat lagu-lagu indie yang kualitasnya di atas tapi kurang terkenal. I mean, ayolah... Dialog Senja yang sebagus itu subscribernya hanya 2K? Ada juga dari Dialog Dini Hari, ada FLOAT, Stars and Rabbit.
Meskipun sudah mulai ada yang dari indie terkenal karena berkualitas juga, contoh: Raisa dan Tulus yang akhirnya membuat label rekaman sendiri, ada juga beberapa indie yang udah mulai terkenal saat boomingnya lagu Akad, ada yang udah terkenal duluan seperti, SID, dll.
Tapi, tetep kecewa karena salah satu band favorit gue yaitu: Dialog Senja, belum seperti Fourtwnty yang sudah mencapai 100K subscriber.
Selain itu, gue cukup kecewa juga melihat trending Youtube. Harusnya trending Youtube diisi dengan konten kreator atau lagu-lagu berkualitas biar Indonesia makin maju dari aspek gini juga, ini malah... REUPLOADER DENGAN JUDUL "MENCENGANGKAN, TERBONGKAR, ASTAGA!" yang meraja.
Tapi, ini semua juga tergantung masyarakat, masalahnya yang ada di trending itu adalah yang paling banyak dilihat dan paling lama ditonton, biasanya di trending ini juga banyak thumbnail yang kampret banget, udah bikin nafsu aja. Kalo masyarakat Indonesia tetep gini, yang ada malah kemunduran zaman. Manusia makin mau dibikin nafsu daripada dikasih ilmu. Contoh lainnya selain Youtube adalah Bigo Live. Bigo Live sekarang banyak di download dan digunakan oleh para masyarakat karena tertarik dengan iklannya yaitu, perempuan lagi pake baju mini sambil joget-joget.
Terus, ada yang komentar:
Buka dikit, dong.
Buka dikit gundul-mu.
Terus ada lagi yang nambahin:
Aku kasih diamond nih, asal buka dikit aja.
Okeoke, kayaknya bahas Bigo Live-nya sampai disini saja, soalnya kalau keterusan malah pembaca mikir, "Ini blog dewasa, ya?"
Dewasa gundul-mu.
Itulah keresahan dan cerita yang pengen gue tulis disini selama dua bulan terakhir ini.
Cerita selama dua bulan terakhir ini sedikit abstrak dan absurd. Tapi, yah... setidaknya dalam dua bulan ini, gue membuat beberapa perubahan dalam diri tanpa terbebani dengan tambahan resolusi yang baru. Resolusi yang tahun lalu aja ada yang belum selesai, masa gue nambah tugas lagi?
Mungkin, resolusi tahun ini sederhana, yaitu jalani apa yang belum gue selesaikan di tahun lalu, dan teruslah hidup untuk tetap berpetualang.
Tetap ada #PerubahanDika2018, kan?
Yuk, dengarkan!
comment 1 Komentar
more_vertWah keren nih masih SMA sudah rajin ngeblog! :D
Delete 25 Februari 2018 pukul 19.25Jadi penasaran sama lagu band-band indie Indonesia. :)