Potret Kehidupan Dika 22 Mei 2018


Hayoloh.

Sudah dua minggu lebih belum buka blog rasanya seperti dua tahun saja, dipisahkan oleh rutinitas dan segala aspek kehidupan yang sudah terlukis rumit namun sangat indah, membuat saya belum menulis apapun dan memilih untuk menyegarkan kembali pikiran yang sudah lama kusut dikotori oleh duniawi. Kini saya kembali dengan beberapa penyegaran dan juga mencoba untuk bisa lebih baik lagi dalam dunia kepenulisan, karena manusia memang butuh "hidup".

Saya ingin sekali menjaga konsistensi menulis saya di blog ini dengan berbagai cara, tetapi pada dasarnya manusia itu kehidupannya tidak bisa ditebak sama sekali, jadilah kita hanya bisa mencoba menjalani dan berusaha yang sebaik mungkin agar kanvas kehidupan kita tidak rusak hanya karena tidak bisa bangkit dari keterpurukan. Ada banyak mimpi yang harus saya raih kedepan, dan ada juga kewajiban setiap hari yang harus saya lakukan demi menjaga setiap langkah menuju harapan di masa depan.

Jujur saja, yang membuat saya bersemangat menulis lagi bukanlah karena pribadi saya sendiri, tetapi karena seseorang yang sangat saya idolai mencoba bangkit juga dari keterpurukan. Saya baru mengetahui bahwa Fiersa Besari kehilangan seseorang yang sangat berharga dalam kehidupannya dan mencoba bangkit dengan membuat sebuah lagu sederhana tapi bernyawa, 'Tentang Ayah.' Lebih lagi, saya juga sangat menyayangi kedua orang tua yang telah membesarkan dan mendewasakan anaknya yang sering kali lalai dalam tanggung jawab, meskipun harus dengan keringat dan tangisan yang menjadi pewarna kehidupan. 

Kemudian, setelah mendengar lagu itu, saya kembali melanjutkan bernostalgia dengan lagu dari Banda Neira yang berjudul, 'Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti,' dan dilanjutkan dengan lagu, 'Sampai Jadi Debu.' Oh, lagu-lagu ini sangat indah didengarkan disaat menjelang sahur dan subuh. Aroma dingin di malam hari ini sudah lama tidak saya rasakan, jadi biarkanlah jari-jari saya mengetik apa yang dia mau sampai berhenti di tanda titik terakhir.

Sampai menulis ini saya sadar, bahwa internet dan media sosial telah memberikan pengaruh besar terhadap kehidupan saya selama ini. Saya sering kali menghabiskan waktu di dunia maya untuk membaca tulisan-tulisan orang lain, memutar video-video yang kurang penting. Internet juga bisa membuat saya sedih karena menemukan kejadian-kejadian yang tidak berkemanusiaan serta bisa juga membuat semangat dengan memperlihatkan orang-orang yang lagi mengejar mimpi tetapi jatuh dan bangkit lagi, kemudian media sosial juga berperan dalam kegiatan menulis saya, lebih tepatnya menaruh perasaan terhadap apa yang saya tulis karena di dalam media sosial terdapat potret kehidupan orang-orang yang lagi berlari menanjak ke puncak harapan.


Saya rasa rotasi kehidupan telah kembali membaik dalam kehidupan saya, semua akan kembali normal beberapa saat lagi. Bagi saya waktu adalah obat yang pasti untuk menyembuhkan luka, walau pasti setiap manusia mempunyai memori yang bisa mengingat segala hal, tapi waktu adalah pemakan segala memori, waktu adalah media untuk kita bisa merasakan kehidupan, kita bisa melakukan apa saja dalam berjalannya waktu, sama seperti seseorang yang sedang patah hati, waktu bisa mengobati luka karena ia adalah media untuk pemberi jeda kepada seseorang untuk bisa menata kehidupan normalnya. 

Saya Andika Machmud.
Selamat beraktivitas dan sampai jumpa.

Tulisan ini tanpa edit karena ini adalah tulisan singkat yang tujuan awalnya bukan untuk di publish.

Seseorang yang menetap di angkasa, tetapi memaksa turun kebumi dengan sebuah roket yang luar biasa. Salam, Andika Machmud.