Fantasi "Kenakalan" Remaja

Pernah berfantasi nggak ? Gue yakin lo semua udah pernah. Ya, kalau belum gpp juga sih. Bukan urusan gue juga.


Sebagai remaja pemimpi, pasti gue memiliki mimpi, dan keinginan tentang sesuatu, entah itu memiliki mobil pribadi, pesawat pribadi, dan hal – hal lainnya yang mungkin gue idamkan.







Tuhan itu memang adil, Dia membuat otak manusia bisa berfantasi ke hal lain meskipun terkadang itu adalah hal yang mustahil “kini”, atau mungkin ke hal negatif.. Hayoo ngaku..

Gue nggak tahu yang pembaca fantasikan sekarang apa, gue bukan dukun. Tapi, walaupun gue nggak tahu, fantasi itu tetap hidup dalam angan kita. Azek.

Contoh fantasi yang paling melekat di kepala gue, banyak uang. Ya, siapa sih yang nggak mau banyak uang ? Nggak usah gengsi, tampil apa adanya aja.

Karena sebentar lagi mau pengumunan kelulusan UN, maka fantasi gue adalah nilai gue di atas rata – rata, meskipun susah sih, tapi gpplah yang penting udah hidup di dalam angan gue. Eh, kalau soal UN sih, harus tetap di kejar nilainya, jangan cuma biarkan hidup di dalam angan.

Mungkin tidak sedikit dari kalian yang mengira tulisan ini adalah tulisan harapan gue, atau angan gue yang belum terwujud secara lengkap. Gak. Yang gue mau bahas yaitu, “Perlukah fantasi itu dibarengi dengan Narkoba ?” Gilaa, serius amat, yak gue.

Gue adalah orang yang bisa dibilang kenal dengan narkoba, meskipun gue nggak pernah nyentuh. Sumpah deh. Untuk apa ? Gue masih memiliki yang gue butuhkan dan semua masih bisa di capai di usia gue sekarang. Optimis yee~

Dari hasil pengamatan selama beberapa bulan di berita, banyak juga berita tentang narkoba pada masa remaja, dan wujud si pemakai terakhir. Gila, usia masih muda, udah dibuang sia – sia gitu kan rugi. Apalagi dari keluarga yang berkecukupan.

Gue kembali berpikir, “Kenapa orang yang “stress” pasti banyak yang lari ke narkoba?” Mungkin, karena banyak iming – iming bisa melupakan dunia sementara, ya ?

Oke, gue belum pernah merasakan “stress” dari segala “stres” itu gimana. Tapi, kalau bisa jangan deh lari kesana, apalagi masih remaja.




Alasan gue untuk jangan menyentuh narkoba :

1. Lo hidup di dunia nyata, jangan berpikir bisa berfantasi selamanya (Gak ada usaha, mimpi aja yang banyak), hingga mati lo dalam fantasi juga. Gak, kalau lo mati bisa tersiksa. 

2. Masa depan lebih cerah dari masa lalu.

3. Habisin uang aja. Gue yakin, orang hemat pasti mikir dua kali.

4. Banyak kegiatan lain yang berguna.

5. Makin dekat dengan neraka, makin jauh dengan tuhan. Bukan maksud sok suci, tapi 
berpikirlah terbuka.

6. Bakal di bicara tetangga. Artinya harga diri lo turun.

7. Hidup lo bisa nggak keurus.

Masih banyak lagi alasan gue yang lainnya, tapi itu aja menurut gue yang harus ditulis.
Gue bukan anak yang bahagia juga, gue bukan dari keluarga sempurna. Tapi pastikan, jangan biarkan kondisi lingkungan bisa mengalahkanmu.

Selama lu masih memiliki mimpi, lu bisa mewujudkannnya. Gue, nggak menggurui pembaca, gue nggak sok bijak, bukan juga mau jadi motivator, dan untuk orang dewasa yang “sudah” jangan tersinggung membaca postingan ini.

Jika kalian berhasil lolos dari semua masalah yang pernah menghampiri, maka di level selanjutnya hidup lo bakal lebih mudah dari orang yang belum pernah mengalami hal yang serupa. Tapi, jika lo nyerah dari masalah hidup lo saat itu, maka hidup orang lain lebih baik dari hidup lo.

Jauhilah narkoba, dekati prestasi. Semua tergantung bagaimana pembaca mengartikan tulisan ini.





So, dimohon jangan di salah gunakan komen dibawah ya, tetap positif dengan semua yang ada dalam hidup.


Seseorang yang menetap di angkasa, tetapi memaksa turun kebumi dengan sebuah roket yang luar biasa. Salam, Andika Machmud.

avatar

jangan dekati miras, narkoba, pil anjing, dan hati hati dalam berteman. nakal boleh tapi jangan berlebihan.

Delete 2 Januari 2017 pukul 12.49
avatar
Andika person

Wah, pil anjing itu gimana, ya ? Baru dengar, dan kedengarannya menakutkan, paling pentingnya sih bener "hati - hati dalam berteman" faktor lingkungan itu kuat.

Delete 2 Januari 2017 pukul 13.08
avatar

dextro mas, kalau di apotik, harus pakai resep dokter , tapi kadang ada aj orang yang menyalah gunakan pembeliannya .

Delete 2 Januari 2017 pukul 15.00